Pages

SKENARIO

"Bahkan tiap detik bentuknya sudah merupakan kehendak-Nya"


Sore ini hujan kembali meredakan dahaga kota ini, Yogyakarta...
Kalau berlari mungkin aku sudah mengelilingi kota ini puluhan bahkan ratusan kali, ya pemikiran yang mengganjal ini terus kupikirkan entah sudah berapa lama...
Sial, memang nampaknya pemikiranku sendiri yang membuatnya jadi ribet. Aku justru menambah ruwet ikatan tali pemikiran ini, mencoba melepaskannya tapi justru semakin terikat. Terlalu bingung untuk memilih simpul mana yang tepat. Simpul skenario ini memang belum bisa kupahami, jalan ini memang belum lama kujajaki...

Bahkan seharusnya aku sudah menyadarinya sejak pertama aku mulai memilih jalan ini, tapi aku sendiri yang sempat berpikir mengubah arah jalan ini...
Terkadang kembali bukan pilihan utama saat kau sudah melangkah terlalu jauh kedalam jalan yang kau pilih tapi bukan itu yang membuatku memilih untuk tidak pernah kembali...
Aku terus melangkah karena memang aku merasa sudah begitu yakin pada jalan ini,.. Jalan yang menghadirkan banyak suasana baru padaku.


Sampai suatu saat aku menemui suasana yang benar benar sangat baru, bukan masalah aku benar benar baru mengetahuinya aku justru sudah tahu bahwa suatu saat aku akan menemui suasana ini jika aku memilih melangkah pada jalan yang kupilih ini. Hanya saja rasanya benar benar berbeda saat aku sudah benar benar berada di dalamnya. Suasana yang menimbulkan banyak pertanyaan, suasana yang membuatku termenung dalam waktu yang lama, tenggelam dalam pemikiran tak berujung, dalam lautan logika yang sudah tak nyata, tersesat dalam bukit fiksi yang coba merengkuh langit kenyataan... 

Suasana ini yang coba mengajarkanku bahwa jalan skenario terindah sudah terbentang untuk kita, skenario yang tetap memberi kita kesempatan untuk memilih beberapa jalan cerita yang harus kita jajaki. Memilih merusak skenario ini atau tetap memilih untuk menjaga keindahan ceritanya. Suasana yang mengajarkan bahwa tidak semua scene memberikan kita pilihan untuk memilih ceritanya. Dan pemikiranku sendiri mulai menambah rumit keadaan ini. Aku mulai tidak mengerti, bagaimana harus menyelesaikan jalan yang sudah kupilih ini, aku bahkan mulai berpikir apakah memang aku telah memilih sendiri jalan ini, atau Dia lah yang telah memilihkan jalan ini untuk kulalui.

Aku bahkan mulai tidak mengerti, apakah aku bisa memilih untuk menyelesaikan jalan ini atau bahkan Dia hanya memilih untuk membiarkanku berjalan pada jalan ini hanya untuk membuatku menjadi lebih baik dan tidak berniat untuk membiarkanku mencapai akhir jalan ini. Mungkin saat tiba waktunya kelak Dia lebih memilih untuk memberikanku jalan lain yang mungkin memang yang terbaik bagiku. Kalaupun aku memang punya pilihan untuk menyelesaikan jalan ini, apakah aku harus memilih beberapa jalan cerita untuk menyelesaikannya ataukah Kau telah menjalankan semuanya dalam skenario terindahMu?

Entahlah, mungkin memang aku sendiri yang membuatnya menjadi serumit ini. Mungkin memang aku saat ini masih begitu terobsesi pada jalan yang telah kupilih ini. Mungkin memang aku yang masih terlalu berharap pada jalan yang saat ini sedang kujajaki. Mungkin memang aku yang masih belum bisa rela jika suatu saat aku memang harus memilih jalan lain. Mungkin mungkin dan mungkin...
Sampai sore itu saat aku mulai merasa frustasi, saat kupikir jawaban dari pertanyaan itu tidak pernah ada, saat hujan tiba melegakan dahaga kota ini, saat kebanyakan orang memilih untuk hanya melihat hadirnya dari balik jendela, aku melangkah mendekat mencoba merengkuh tiap tetesnya,..

Terduduk ditengah hiruk pikuk ramainya tiap tetes hujan, mendengar tawa kota ini yang menyambut gembira sang pelepas dahaga. Sedikit termenung kutadahkan wajahku kelangit. Tiba tiba mataku terbelalak, bukan pelangi yang membuatku tertegun seketika karena sore itu bahkan pelangi tidak berniat muncul. Ya kudapati hamparan luas awan putih disana,.. Lama aku mengamati, tak pernah kudapati awan yang terasa kurang pas berada pada posisinya, semua terlihat indah, semua terlihat begitu anggun pada posisinya masing masing. Ya akhirnya kusadari bahwa bahkan tiap detik bentuknya pun sudah merupakan kehendak-Nya, tiap detik posisinya pun sudah merupakan kehendak-Nya. 

Saat itulah aku mulai sadar jika memang pilihanku melangkah pada jalan ini memang hanya cerita yang telah Dia tuliskan, jika memang akhirnya aku tidak pernah bisa mencapai akhir dari jalan ini, jika memang kelak aku harus berjalan pada jalan lain, jika memang aku hanya harus berjalan pada skenario yang telah ada untuk bisa menyelesaikan jalan ini, aku tahu bahwa semuanya adalah yang terbaik, yang terindah yang telah Kau siapkan untukku...



Fatamorgana

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "SKENARIO"

Post a Comment