Sekali lagi, cahaya mentari kembali tergerus...
Menyisakan selimut malam, menghadirkan kelam...
Tidak, tidak pernah terucap janji, tidak pernah terukir kepastian
Akan kembalinya esok...
Tidak pernah ada jaminan, lukisan indah jingga yang tergantung di megahnya mega
Dalam gagah tahta mentari akan kembali terpercik...
Tidak pernah ada kepastian kilatan silau mentari akan hadir lagi di pelupuk netra...
Tidak pernah ada janji alam akan menampilkan kembali indah tarian bayu...
Jangan, tangisan keputus asaan bukan sambutan untuk itu semua...
Laksana senja yang tidak pernah diharapkan dalam sujud indah sepertiga malam...
Bukankah keindahan mistery itu terletak saat itu tetap menjadi mistery...
Bukankah itu adalah hadiah terindah saat kita telah mencapai akhir dari mistery itu...
Maka berjalanlah dalam ceritanya...
Bukan, menarilah dengan indah dalam eloknya ketidak pastian...
Hingga netra menangkap guratan cahaya akhir...
Titik penutup kata terakhir yang tergores pada lembaran mistery ini...
Titik tinta terakhir yang terpercik dalam kanvas mistery ini...
Maka jangan pernah lelah menari...
Jangan pernah lelah menanti...
Jangan pernah lelah memperbaiki diri...
Fatamorgana
Selalu berusaha husnudzon, bahwa skenario-Nya selalu yang terbaik untuk kita :)
ReplyDelete