Silau, goresan cahaya menampar tepat di pelupuk netra
Membuang kelam, menghadirkan terang
Membunuh semua mimpi, merajut nyata
Benci...
Tidak, aku tidak membenci realita
Bahkan yang meninggalkan kita di depan
Ya, kita berada di depan tapi seperti di tinggalkan
Kita hanyalah sisa sisa
Mengapa...
Mengapa selalu kita yang ditertawakan
Mengapa selalu kita yang dikatakan berbeda
Mengapa bukan kita yang mengatakan bahwa mereka berbeda
Apa karena kita hanyalah sisa
Kita hanyalah minoritas
Yang menapakkan kaki terus kedepan
Bukan ke belakang
Lalu kenapa jika kita ditinggalkan
Lalu kenapa jika kita dikucilkan
Lalu kenapa jika kita diasingkan
Lalu kenapa jika kita ditertawakan
Jangan bersedih cinta
Kita selalu berada di depan
Kita tidak memilih kemundururan untuk diikuti
Kita, tidak membutuhkan mayoritas
Karena kita melangkah bersama kebenaran
-fatamorgana-
0 Response to "Kita hanyalah sisa"
Post a Comment