Pages

Akan Kusimpan

"Kau simpan hanya untuk kemudian kau buang?"


Aku masih berada di tanah kelahiranku, ya menikmati liburan kuliah yang entah mengapa rasanya kurang afdol kalo gak mudik...
Padahal mudik pun, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdiam diri di rumah saja, ya sesekali pergi keluar untuk futsal, tapi aku tetap lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Ah ya, kebiasaan buruk saat liburan itu aku tidak bisa tidur cepat, kalian tau lah menghabiskan paket internet yang menurutku tidak mendukung kemajuan bangsa sama sekali. Paket internet yang mengharuskan kita begadang untuk menikmatinya, hey ayolah aku tidak sedang berusaha menyalahkan  paketnya hanya aku saja yang cukup bodoh untuk membelinya. "Pip" kira kira begitulah nada pesan ponselku yang berbunyi, nama yang tidak asing. 

Tak kusangka dia bahkan juga belum tidur di waktu yang selarut ini. "Hey" kata pertama yang tidak pernah absen kugunakan untuk memulai percakapan sms kami. Aneh, pembicaran kami mulai terasa kaku dan formal, padahal topiknya santai. Mungkin karena sudah cukup lama. Ya sudah sekian lama kami bahkan tidak memulai pembicaraan. Mulai larut, dan kini hanya halaman google yang ada di depanku. Beberapa kali aku coba ketikkan beberapa kalimat, sebelum akhirnya menghapusnya lagi. Kemudian kulirik ponsel yang ada disebelahku, hanya layar hitam tak menyala. Hah mungkin dia sudah tidur pikirku.


Kini hanya tinggal suara jangkrik yang masih terdengar, sebelum tiba tiba ponselku kembali berbunyi. Sebuah pesan, haa ternyata dari profider yang belakangan mulai terasa begitu perhatian. Belum sempat aku menekan tombol back pada ponselku, pesan lainnya masuk. Ternyata itu dari dia, aku mulai berniat mengakhiri percakapan dengan menyuruhnya tidur karena ini sudah cukup larut, sampai aku membuka pesannya dan melihat kalimat itu. "...kira kira 2 tahun lagi..." Potongan kalimat itu jelas terbaca dimataku yang belum merasa ngantuk sedikit pun. Kini aku benar benar bingung untuk membalas pesan itu, sempat terpikir bagiku untuk tidur dan membalasnya besok. Tapi malam ini ataupun esok, aku tetap harus membalasnya.

Aku mulai mengetik kata pertama "oh" sejujurnya, hanya kata itu yang terpikir olehku untuk kuketik. "Yaudah kalo emang udah gitu mau gimana lagi, percaya aja kalo itu yang terbaik" akhirnya kupilih kalimat itu untuk membalas pesannya. Hah, tiba tiba aku kehilangan gairah akan apapun. Kemudian dia membalasnya dengan kalimat yang aku mulai paham kemana arahnya. Entahlah, sejujurnya aku mulai malas membalas pesannya tapi ini harus diakhiri malam ini juga, dijelaskan malam ini juga. "Aku paham maksudmu, tapi langit malam masih tetap sama seperti sebelumnya, pun bulan dan bintang. Apa yang kau harapkan berubah? Ataukah sesungguhnya pun kau tidak pernah mengharapkannya berubah? Maka sampai saatnya tiba biarlah kusimpan semua ini". Aku pergi ke dapur dan membuka kulkas untuk mengambil minuman, duduk sejenak sebelum kembali ke kamarku, dan sepertinya dia sudah membalas pesanku. Dia membalas dengan, entahlah kubayangkan mungkin dia menangis dan sedikit teriak seandainya dia mengucapkannya langsung, "kau simpan hanya untuk kemudian kau buang? Untuk apa? Untuk apa semua itu?" 

"Klik" aku membuka folder foto foto yang sudah cukup lama tidak tersentuh cursor mouse di laptopku. Aku memegang ponselku, kemudian membolak baliknya. Sesekali melirik lampu kamarku. Memperhatikan cicak yang berburu makanan di malam hari. Akhirnya kuputuskan mengakhirinya.
"Jika memang pria itu melamarmu 2 tahun lagi, percayalah bahwa itu yang terbaik untukmu. Sungguh aku tidak pernah menyalahkan siapa pun, terutama kau. Kita bahkan tidak pernah terikat oleh kata "pacaran" seperti yang kebanyakan anak muda lakukan sekarang. Maka kau tidaklah perlu merasa bersalah, sungguh aku selalu baik baik saja sebelumnya bahkan setelah kau memberi kabar ini. Hanya saja bukankah egois untuk memaksaku membunuh sesuatu yang kau ingin agar aku membuangnya ini? Aku mungkin hanya punya waktu 2 tahun lagi untuk menikmatinya maka sampai saat itu biarlah tetap kusimpan semua ini. Jika saatnya tiba kelak aku tidak bermaksud membuangnya, percayalah terlalu banyak hal berharga di dalamnya, maka biarlah selalu kusimpan sebagai kenangan". Setelah kutekan send pada ponselku, kuputuskan untuk tidur. Sampai aku terbangun esok hari, kutekan tombol home pada ponselku dan tak kudapati apapun. Tak ada pesan balasan, kupikir dia mulai mengerti. Dan memang begitulah harusnya, entahlah setelah tidur malam kupikir keadaanku jauh lebih baik. Semoga...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Akan Kusimpan"

Post a Comment